Sistem kekebalan kita senantiasa menjaga tubuh agar terhindar dari infeksi dan penyakit. Tetapi bagi mereka yang tengah menderita sebuah penyakit yang disebut sebagai lupus, maka pelindung alami tubuh tersebut malah menyerang jaringan dan organ tubuh sendiri secara keliru. Alhasil, peradangan pun terjadi.
Ketika lupus tersebut mulai kambuh, biasanya beberapa gejala yang paling awal muncul bisa berupa demam, kelelahan, nyeri sendi, dan perubahan berat badan. Faktanya, sekitar 80% orang cenderung mengalami nyeri sendi dan otot, ruam kulit, kelelahan, dan perasaan tidak enak badan.
Jika anda memang terkena penyakit lupus dan tidak mendapatkan perawatan, maka bisa meningkatkan resiko terkena komplikasi yang mengancam jiwa seperti serangan jantung atau stroke.
Maka dari itulah, segera dapatkan pertolongan medis jika anda memiliki satu atau lebih tanda dan gejala lupus seperti yang sudah kami tulis di bawah ini.
-
Kelelahan
Setiap kali tubuh mengalami peradangan berlebihan, maka anda pun akan lebih merasa kelelahan. Gejala ini bisa begitu melemahkan, sampai-sampai memaksa para penderitanya untuk berhenti melakukan aktivitas sekecil apapun.
Menurut seorang direktur dari Rush Lupus Clinic dan asisten profesor kedokteran dan pengobatan perilaku dari Universitas Rush bernama Meenakshi Jolly, MD, MS, mengatakan bahwa kita harus mampu beristirahat secara cukup dan memiliki pola tidur berkualitas saat terkena penyakit autoimun yang satu ini.
“Penting bagi kita untuk memiliki pola tidur yang baik. Tidur nyenyak di malam hari dapat memberikan perubahan pada kondisi lupus anda,” tambahnya.
Sementara seorang ahli reumatologi dari HSS bernama Dr. Jessica Berman menyebutkan bahwa terdapat sekitar 40% para penderita lupus mengalami kelelahan parah yang berkepanjangan. Artinya, gejala ini bisa bertahan dalam kurun waktu yang cukup lama.
-
Demam
Demam yang membuat tubuh memiliki suhu sekitar 37,7°C banyak mempengaruhi para penderita lupus. Gejala ini sering kali disebabkan oleh peradangan atau infeksi. Bahkan demam selama lupus kambuh biasanya cenderung ringan, dan jarang melebihi 38,8°C. Jika lebih daripada itu, maka harus segera berkonsultasi dengan dokter.
Antiinflamasi adalah jenis obat yang paling umum digunakan untuk mengobati gejala lupus yang berupa demam. Jika suhu tubuh anda cenderung ringan, maka biasanya akan membaik dalam beberapa hari setelah memulai pengobatan.
Bisa dibilang obat anti-inflamasi merupakan satu-satunya obat yang mereka butuhkan untuk mengendalikan gejala lupus yang satu ini.
-
Nyeri Sendi
Nyeri sendi dan otot seringkali merupakan tanda pertama dari lupus. Rasa sakit cenderung terjadi di kedua sisi tubuh secara bersamaan, terutama di persendian pergelangan tangan, tangan, jari, dan lutut. Sendi anda juga mungkin akan terlihat meradang dan terasa sakit saat disentuh.
Terutama jika penyakit autoimun tersebut datang dalam bentuk lupus eritematosus sistemik, maka bisa sangat mempengaruhi persendian anda. Hal ini karena penyakit tersebut termasuk ke dalam kelainan jaringan ikat inflamasi autoimun kronis, yang mana dapat melibatkan sendi, ginjal, kulit, selaput lendir, dan dinding pembuluh darah.
Untuk mengatasinya, biasanya dokter akan meresepkan beberapa jenis obat tertentu termasuk obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), kortikosteroid, obat antirematik yang memodifikasi penyakit (DMARD), belimumab, dan acthar (pengobatan hormon).
-
Ruam Berbentuk Kupu-kupu di Wajah
Mungkin gejala ini merupakan tanda yang paling mudah untuk dikenali. Ruam merah berbentuk kupu-kupu di sepanjang hidung dan pipi anda seringkali muncul setelah tubuh terpapar sinar matahari.
Akan tetapi bisa pula datang dengan tiba-tiba dan berkembang secara perlahan. Tergantung dari tingkat keparahan lupus yang tengah anda derita, ruam tersebut bisa hilang dalam beberapa minggu, bulan, tahun, atau bahkan menempel secara permanen seumur hidup.
Sama halnya seperti gejala di atas, kondisi ini terjadi akibat adanya peradangan yang tengah terjadi di seluruh tubuh anda. Sekitar 50% para penderita lupus melaporkan tanda dan gejala yang satu ini.
Untuk mengobati ruam kupu-kupu akibat lupus, maka dokter anda biasanya akan meresepkan krim berjenis imunosupresan antiradang topikal seperti pimekrolimus atau tacrolimus.
-
Lesi di Kulit
Beberapa para penderita gangguan imun ini juga akan mengalami jenis penyakit kulit, yang mana disebut sebagai lupus eritematosus kutan. Penyakit kulit pada lupus dapat menyebabkan ruam atau luka (lesi) yang sebagian besar akan muncul di area yang terpapar sinar matahari seperti wajah, telinga, leher, lengan, dan kaki.
Obat yang biasa diresepkan untuk menangani lesi bisa berupa kortikosteroid (bisa dalam bentuk salep, pil, atau bahkan suntikan), obat anti-malaria, dan obat-obatan untuk menenangkan sistem kekebalan tubuh anda.
-
Membirunya Tangan dan Jari
Raynaud merupakan sebuah fenomena yang ditandai dengan perubahan warna pada jari dan tangan pada kondisi tertentu, misalnya saat cuaca dingin atau stres. Kondisi ini akan membuat arteri kecil yang memasok darah ke kulit mengerut secara berlebihan sebagai respons terhadap dingin, sehingga membatasi suplai darah ke area yang terkena.
Alhasil, tangan dan jari anda mungkin akan mengalami perubahan warna seperti memerah, pucat, ungu, atau membiru. Faktanya, salah satu penyebab munculnya fenomena Raynaud adalah lupus, sehingga tak jarang para penderita penyakit autoimun ini juga akan mengalami gejala yang sama.
-
Sesak Nafas
Anda juga bisa mengalami sesak napas saat menderita penyakit lupus. Hal ini akibat jumlah cairan yang tidak normal menumpuk di ruang antara paru-paru dan dinding dada. Ketika bocor, maka akan disebut sebagai efusi pleura. Nyeri akibat radang selaput dada – baik dengan atau tanpa efusi – ditemukan pada 40%-60% penderita lupus.
Terdapat jenis lupus yang khusus menyerang bagian dada, yaitu lupus pneumonitis akut. Kondisi ini menyebabkan peradangan paru-paru dan merupakan kondisi serius yang ditandai dengan nyeri dada, sesak napas, dan batuk kering yang dapat mengeluarkan darah.
Lupus pneumonitis akut membutuhkan perawatan dengan segera karena bisa berakibat fatal. Bahkan dengan perawatan yang cepat dan layak, jaringan parut dari paru-paru masih dapat terjadi dan tidak dapat disembuhkan.
-
Nyeri Dada
Lupus pneumonitis akut memang bisa menyebabkan sesak nafas disertai dengan nyeri dada, tetapi nyeri dada yang tanpa sesak nafas masih belum bisa disebut sebagai pneumonitis. Pasalnya, banyak penderita lupus biasa yang juga mengalami nyeri dada pada saat mereka bernapas.
Baca Juga Wanita Hamil Berlatih Yoga, Apakah Aman atau Tidak?
Jika nyeri ini tidak dipicu oleh lupus pnuemonitis akut, maka biasanya disebabkan oleh peradangan pada otot dada, tulang rawan, ligamen, atau sendi yang menghubungkan tulang rusuk ke tulang dada (sendi costochondral). Dalam kasus ini, paru-paru mungkin tidak terpengaruh sama sekali.
-
Mata Kering
Sekitar 20 persen penderita lupus juga cenderung menderita sindrom Sjogren sekunder, yaitu suatu kondisi di mana kelenjar mata tidak menghasilkan air mata yang cukup untuk melumasi dan menutrisi mata anda. Kelenjar penghasil kelembapan lainnya juga bisa ikut terpengaruh.
-
Sakit Kepala
Sakit kepala lupus yang mirip dengan migrain juga seringkali terlihat pada orang yang tengah mengalami fenomena Raynaud.
SLEDAI (systemic lupus erythematosus disease activity index) menggambarkan sakit kepala lupus sebagai sakit kepala yang parah dan terus-menerus terjadi, yang terkadang mirip seperti migrain..
Bahkan jika sakit kepala tersebut disebabkan karena lupus yang telah menyerang sampai ke otak, maka bisa diiringi dengan gejala lainnya termasuk pusing, perubahan perilaku, masalah penglihatan, kejang-kejang, dan bahkan stroke.
Jika dibandingkan dengan masyarakat pada umumnya, penderita lupus cenderung dua kali lebih mungkin mengalami sakit kepala, yang kemudian dikenal sebagai lupus headaches (sakit kepala lupus).
Terdapat beberapa obat-obatan yang mampu menekan gejala sakit kepala lupus, yaitu obat penghilang rasa sakit (parasetamol dan ibuprofen), triptans, dan anti-emetik.
Respon (1)